Industri Cloud Gaming telah merebak beberapa tahun belakangan ini, beberapa perusahaan teknologi berlomba lomba meluncurkan platform Cloud Gaming mereka masing masing. Dimulai dari Sony dengan fitur PSP Remote Play-nya untuk handeld keluaran mereka pada sekitaran tahun 2008-nan yang memungkinkan kita memainkan beberapa games Playstation 3 secara streaming lewat teknologi komputasi awan di kala itu.
Hingga saat ini sudah cukup banyak beberapa platform atau perusahaan teknologi yang menyediakan layanan khusus untuk cloud gaming. Dan masing masing punya base Gamer sendiri sendiri, sebut saja layanan cloud gaming seperti Gloud, hingga merk lokal seperti Skyegrid dan Gameqoo, menjadi salah satu platform yang banyak dipakai oleh Para Gamer untuk bisa memainkan game konsol ataupun PC di perangkat ponsel ataupun PC-Low end mereka.
Bahkan sampai raksasa teknologi sekelas Google juga ikut ikutan dalam Hype cloud gaming ini, dengan akan diluncurkannya platform cloud gaming mereka yang bernama Stadia menjelang akhir tahun nanti.

Dan terkait Hype ini juga, banyak pelaku pelaku besar di dalam industri games yang sangat terkesan persuasif dalam menggaungkan keberadaan teknologi cloud gaming tersebut. Itu dkarenakan mereka meyakini bahwa 100% penggunaan koneksi internet tanpa pemakaian konsol ataupun hardware-hardware penunjang lainnya dalam bermain suatu games adalah salah satu gebrakan inovasi besar dari perkembangan teknologi games itu sendiri.
Seolah bahwa hal tersebut menjadi semacam kabar yang harus di suarakan, tapi ada satu pihak yang nampaknya sudah cukup sadar betul terhadap bentuk limitasi dan tantangan yang sebenarnya dipunyai oleh teknologi cloud gaming ini. Dan pihak yang mengakui bentuk keterbatasan pasar tersebut karena beberapa alasan yang cukup mendasar adalah, datang dari perkataan Boss dari perusahaan games besar di Jepang yang pastinya sudah cukup kalian kenal dengan baik, yaitu Square Enix.
Berbicara kepada jurnalis dari Gameindustry.biz, Yosuke Matsuda selaku Presiden Square Enix punya pandangan yang cukup realistis terhadap awal awal perkembangan teknologi cloud gaming yang menurutnya belum tentu dapat begitu kompatible dalam mengakomodir karakteristik kebutuhan dari para Gamer secara luas.

“Untuk para Gamer yang sudah cukup akrab dengan platform konsol dan PC canggih, saya kira cukup sulit bagi mereka untuk mendadak berpaling ke dunia cloud gaming. Karena konsol dan PC high end itu sudah bisa menyajikan performa serta ruang lingkup yang sangat nyaman bagi para pemakainya. Jelas saja mereka menjadi cukup sangsi dalam mengharapkan kapabilitas cloud gaming untuk bisa menyamai pengalaman dan performa yang 100% sama dengan yang mereka nikmati melalui konsol ataupun PC high end“. Kata Matsuda menjelaskan pandangannya.
Tapi meski begitu, Matsuda juga mengungkapkan bahwa teknologi cloud gaming ini justru bisa memberi banyak keuntugan untuk beberapa Gamer dengan kondisi yang sangat berkebalikan dengan definisi tipe Gamer yang dia sebutkan sebelumnya.
“Namun disaat yang bersamaan mungkin ada beberapa atau sebagian Gamer yang tak mampu untuk membeli konsol ataupun PC high end, tapi cukup tertarik dengan dunia Video Games setelah mereka mengalami kondisi tertentu, seperti misalnya setelah mereka melihat atau menonton channel seorang Gamer Pro yang melakukan live streaming game tertentu di Youtube ataupun Twich misalnya, yang pada akhirnya membuat mereka tertarik untuk mau memainkan games tersebut tanpa harus membeli konsol baru ataupun melakukan upgrade pada PC mereka.” tambah Yosuke Matsuda lagi.
Kira kira setuju gak nih kalian para Gamer, terutama yang sudah mencoba bermain games lewat teknologi cloud gaming terkait pendapat Yosuke Matsuda ini? dan menurut kalian bener gak sih, bermain cloud gaming itu tak akan sama pengalamannya dengan bermain lewat konsol ataupun PC hig end? berikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ya.